Azip Setting

Rabu, 12 Januari 2011

Kajian Santri BM


Untuk  Apakah Kita Hidup?                                                                          Hidup Perspektif Islam, Bagaimana Ya?
Oleh: Gus Arul

Fenomena kehidupan manusia memang unik. Kadang ia merasakan kemudahan, kesusahan, namun disaat lain ia juga mendapat kemudahan dan merasa bahagia. Adakalanya ia dibawah, hidup terhina dan adakalanya diatas, contoh menjadi orang kaya raya. Kehidupan manusia tidak berjalan mulus, bahkan kadang timpang, yang kuat menindas yang lemah. Penguasa selalu korup dan membohongi rakyatnya. Sedang yang kaya semakin kaya dan yang miskin tetap saja. Namun pada dasarnya manusia menginginkan terhadap setiap perkara yang baik baginya, dan membuat ia bahagia atau sukses dalam kehidupannya.. Berangkat dari sini, perlu kiranya manusia merumuskan dahulu, untuk apa ia hidup?. Dan lalu bagaimanakah seharusnya dia hidup. Dua hal Ini, merupakan pertanyaan yang  amat mendasar. Hidup untuk makan atau makan untuk hidup, hidup untuk bekerja atau bekerja untuk hidup. Kalaupun seumpama, ia sudah bekerja dan enak makan setiap hari, apakah semua itu dapat menjamin ia merasa bahagia, dan sudah mendapati hidup yang semestinya. Semuanya masih perlu pemikiran mendalam dan penalaran panjang. Karenanya sebagai manusia yang berakal maka wajib berpikir dan memahaminya.
Seorang atheis atau tidak bertuhan, pasti memahami dirinya sebagai manusia yang tercipta bagian dari alam, tak lebih daripada fenomena alam, seperti makhluk yang lain. Karenanya manusia hadir dimuka bumi secara alamiah. Apa yang dialami manusia seperti bencana alam, peperangan yang menyebabkan banyak orang mati adalah tak lebih daripada peristiwa alam yang tidak perlu diambil hikmahnya atau dihubungkan dengan kejahatan dan dosa. Karena  menurut keyakinanya, dibalik kehidupan ini tidak ada apa-apa, atau tidak ada tuhan yang mengatur. Tidak ada surga atau neraka. Jadi fungsi manusia sebagaimana hewan-hewan yang lain. Yaitu bagian dari alam. Sebagaimana kelompok materialis yang memahami hidup, hanya diukur dari segi materi saja. Mereka meyakini bahwa, Setiap sesuatu yang dipanca indra, dialah ralitas yang benar dan bermanfaat. Diluar materi alam, tiada kehidupan yang dapat memberi manfaat atau membahayakan bagi kehidupan manusia. Ada atau tiadanya tuhan tidaklah penting bagi mereka. Makanya tujuan hidup mereka, adalah hidup itu sendiri. Hidup bagi mereka tak lebih hanya untuk memuaskan nafsu duniawi.
Sedangkan bagi orang yang menganut paham sekuler, manusia adalah pemilik alam yang boleh menggunakannya sesuai dengan keperluannya. Manusia berhak mengatur tata kehidupannya sendiri, sesuai yang dipandang baik dan masuk akal. Mungkin dunia diciptakan oleh tuhan, tetapi kehidupan dunia adalah sepenuhnya urusan manusia, yang tidak memerlukan campur tangan agama. Hukum halal haram menurut agama tidak dapat diberlakukan didalam ruang publik, semisal Negara. Agama adalah hanya sebagai urusan individu manusia. Paham ini memang bertolak belakang dan depan dengan konsep agama yang diturunkan oleh tuhan, untuk kepentingan dan kemaslahatan umat manusia baik didunia, terlebih lagi di akhirat nanti Lantas bagaimana menurut pandangan Islam sendiri, apakah sih tujuan hidup manusia didunia?. Bahwa manusia diciptakan oleh tuhannya Allah SWT, hanya untuk menyembah atau beribadah kepadaNya.  Sebagaimana firman Allah didalam Qur’an al-Karim:                                                                      
                                                وما خلقت الجن والانس الا ليعبدون                                Tidak kuciptakan manusia kecuali untuk menyembah(beribadah) kepadaku

Beribadah kepada tuhan, adalah sebuah satu-satunya tujuan diciptakannya golongan manusia atau jin. Oleh karenanya setiap aktifitas manusia harus didasarkan untuk ibadah kepada Allah SWT sebagai tuhannya. Aktifitas manusia yang berupa ibadah, ada yang berhubungan langsung dengan Allah yang disebut ibadah mahdah (عبادة المحضة), berarti ibadah yang melulu dan murni kepada Allah. Seperti sembahyang(shalat), puasa, haji dan lain-lain. Dan ada ibadah yang tidak langsung kepada Allah, yaitu yang disebut dengan ibadah ghoirul mahdah (عبادة غير المحضة),  yaitu aktiftas ibadah yang tidak langsung kepada Allah, baik yang berhubungan antara sesama manusia atau manusia dengan alam, Seperti bersilaturrtahmi, zakat, sedekah dan menjaga dan merawat lingkungan yang ada disekitarnya. Maka dari itu Islam sebagai agama yang komprehensip, mengatur bagaimanakah hubungan antara manusia dengan tuhannya حبل من الله dan antara manusia satu dengan yang lain حبل من العلم  dan hubungan manusia dengan alamحبل من الناس  . Maka  seorang manusia yang mampu berhubungan baik dengan tuhannya, sesamanya serta alam sekitarnya akan disebut orang yang berbudi luhur.
Dimana menurut konsepsi dalam Islam, bahwa manusia tersebut disebut dengan pemimpin(خليفة), yaitu sesuai dengan kodratnya ia diciptakan oleh Allah dimuka bumi. Sebagaimana firmanNya didalam kitab al-Qur’an al-karim disebutkan:
                                         و اذ قال ربك للملائكة اني جاعل في الارض خليفة                             ingatlah ketika rabbmu berfirman kepada para malaikat: sesungguhnya aku menjadikan dibumi seorang khalifah (pemimpin).
 Khalifah(Pemimpin) disini berarti seorang manusia yang diciptakan oleh  Allah sebagai penggantinya dalam memutuskan perkara-perkara secara adil dan benar diantara umat manusia. bagaimana ia mampu menjaga, memerintah, mengarahkan diri agar supaya berbuat yang baik dan benar untuk keselamatan dirinya sendiri, keluarga, masyarakat bahkan lingkungannya, sesuai dengan ajaran yang telah ditetapkan dalam syari’at Islam. untuk melaksanakan apa yang di ajarkan oleh Islam serta menjahui segala larangannya Sebagaimana perintah al-qur’an al-karim:. Sehingga dalam Islam kita disebut dengan orang yang bertaqwa
            ولتكن منكم امة يدعون الى الخير ويأمرون بالمعروف وينهون عن المنكر
Lalu pertanyaannya bagaimana caranya kita menjadi pemimpin atau memimpin diri untuk menjadi orang yang bertaqwa.
               Sementara itu setiap manusia ia harus menempuh berbagai cobaan dan rintangan yang ada didepannya. kalau ia mampu menghadapinya, maka ia akan menjadi orang yang bahagia dan sukses Maka setiap sesuatu yang ada dialam harus diekploitasi untuk kesenangan dan kebahagian manusia saja. Ketika timbul bencana-bencana alam, seperti wabah penyakit atau tsunami, itu disebabkan bukan karena kesalahan dan dosa manusia. Namun. karena alam berlaku sebagaimana hukumnya. Atau karena manusia belum menemukan solusi penanggulangannya

Tidak ada komentar:

Posting Komentar